Rintihan di Asrama Putri - Bab 4
“Ahhh abanggg. Ahhhh.”
“Ahh sayanggg. Basah banget vagina sayang. Ahhhh.”
Gosokan vagina semakin cepat. Berdecit-decit suara erotis keluar dari gesekan cairan mazi yang melimpah. Safira sudah tidak tertahan lagi. Dia butuh lebih dari itu.
“Abanggg. Masukkan penis please. Ayang nggak tahan.”
“Hmm. Ok sayang. Abang masuk ya? Sedia?”
Safira menyelak vaginanya menampakkan lubang, seakan-akan siap menerima tusukan penis Fahmi.
“Satu… Dua… Tiga… Ahhhhh.”
“AHHHHH.”
Erangan mereka terdengar serentak. Jari tengah Safira mulai masuk ke dalam lubang vaginanya. Meskipun hanya jari, namun nafsunya membayangkan penis Fahmi yang memasuki lubang vaginanya.
Pantat Safira bergerak mengikuti irama ayunan Fahmi. Mereka mendesah bersama-sama.
“Aahhh abang. Abangg. Ahhh. Abanggg.”
“Sayangg. Ahhh. Enaknya lubang ketat sayang ini. Ahhh.”
“Enaknya batang penis abang. Penuh rasa di dalam sini. Ahhhh.”
Jari mSafira mulai dimasukkan bersama dengan jari tengahnya. Dua jarinya kini mengorek-ngorek lubang vagina. Sesekali dijolok-jolok. Jarinya semakin cepat menusuk lubangnya. Ayunan penis Fahmi semakin cepat. Safira hampir mencapai klimaks. Jolokan semakin lama semakin cepat dan ganas.
“ABANGGG. AYANG NAK SAMPAI DAH. AHHHH LAJU LAGIIII!”
Desahan Safira semakin kuat.
“ABANGG. AHHH. AHHH. AHHHHHHH!”
Pantatnya terangkat tinggi. Paha dikepit. Cairan putih perlahan-lahan keluar dari lubang vaginanya. Air mani mengalir tanda Safira sudah mencapai klimaks. Napasnya tersengal-sengal. Mata terpejam menikmati nikmat. Fahmi membiarkan sejenak teman wanitanya dibuai nikmat.
Hampir semenit kemudian, paha Safira terbuka perlahan-lahan. Melekit-lekit vaginanya dengan air maninya sendiri. Matanya mulai terbuka dan melihat ke arah layar. Terlihat Fahmi sedang bersandar sambil menggosok penisnya.
“Maaf abang. Lama banget ayang klimaks. Kasihan abang nunggu.”
“Tidak apa-apa sayang. Seksi banget kamu kayak gitu.”
“Hehe. Biar ayang puaskan abang sekarang.”
“Ok sayang.”
Safira bangun dan mengambil bantal peluk di sisi lalu diletakkan di tengah-tengah. Tudungnya dirapikan lagi. Kemudian dia memanjat ke atas bantal peluk itu seakan-akan posisi cowgirl. Roknya ditarik ke belakang supaya vaginanya terlihat. Bajunya ditarik ke atas menampakkan payudaranya. Kemudian Safira mulai menunggang bantal tersebut.
Terpancing dengan aksi Safira, nafsu Fahmi mulai bangkit lagi dan dia mempercepat kocokan penisnya. Tangannya digenggam erat dan ketat. Kocokan demi kocokan dilakukan dan penisnya semakin mengembang.
Safira melentik-lentikkan badannya sambil meremas payudara. Layaknya aktris film dewasa, Safira hanyut dalam perannya. Dia berusaha tampil seksi agar Fahmi lebih terangsang.
“Ohh ya sayang. Cepat lagi henjutnya. Ahhh ahhh.”
“Ya bang. Ahhhh. Ayang lebih cepat lagi ini. Ahhh.”
Pantatnya dihentak-hentak cepat. Payudaranya bergoyang mengikuti irama hentakan. Pemandangan itu membuat Fahmi semakin bergairah dan dia merasa air maninya hampir keluar.
“Ahhh sayangg. Sedikit lagi mau keluar. Ahhh.”
“Ok abang. Kasih tahu kalau mau keluar.”
Lancapan semakin cepat. Genggaman diarahkan ke kepala penis.
“Ahh sayang. Mau keluar.”
Tanpa berpikir panjang, Safira langsung mendekatkan wajahnya di depan kamera. Membayangkan penis Fahmi benar-benar di depan wajahnya. Mulut Safira dibuka lebar.
“Keluarkan di mulut sayang.”
“AHHH. AHHH. AHHHHHHHH.”
Pancutan demi pancutan dilepaskan ke arah kamera laptop. Wajah erotis Safira terpampang besar di layar laptop Fahmi, menambah kenikmatan pancutan. Bagaimana tidak, wajah cantik seorang muslimah yang memakai hijab panjang, menampilkan ekspresi gairah seperti bintang film dewasa. Fetish yang mengasyikkan bagi Fahmi.
“Banyak banget abang keluarkan?”
“Soalnya sudah lama tidak keluar, sayang. Hehe.”
“Puas nggak? Muahhh.”
“Puas, sayang. Muahhh.”
“Hmm kapan ya kita bisa ketemu?”
“Nanti pas libur kita ketemu ya?”
“Ok bang. Ayang mau siap-siap nih.”
“Ok sayang. Makasih ya.”
“Makasih juga abang. Muahhh. Baiii.”
“Bai sayang. Muahhh.”
Panggilan video dimatikan. Safira terbaring kelelahan. Sungguh puas rasanya siang itu. Meskipun hanya melalui video, tetapi dia merasa seperti benar-benar baru melakukan seks. Safira mencapai ponsel di sebelahnya dan melihat jam yang hampir menunjukkan pukul 1. Hampir 1 jam mereka berasmara secara maya.
Safira memaksa dirinya bangun untuk membersihkan diri. Tidak mau terlambat ke kelas seperti pagi tadi. Lagipula Alya tidak ada untuk mengingatkannya. Kalau dia tertidur, bisa-bisa dia memang terlewat kelas sore nanti.
…
Fahmi menekan tombol ‘End Call’ di aplikasi WhatsApp di laptopnya. Kemudian kursor diarahkan ke taskbar di bawah. Aplikasi OBS ditekan lalu diarahkan ke tombol ‘Stop Recording’. Rupanya segala aksi mereka tadi sudah direkam sejak awal oleh Fahmi.
Kemudian Fahmi membuka folder Video di laptopnya. Rekaman tadi dipotong dan ditempel ke dalam folder rahasia. Di dalam folder tersebut, terdapat puluhan rekaman dan ratusan gambar milik Safira tersimpan rapi.
“Bertambah koleksi aku. Hehe,” bisik Fahmi sendirian sambil tersenyum.
Saat tombol ‘kembali’ ditekan, terpapar beberapa puluh folder lagi dengan nama-nama gadis lain selain Safira.