Pendekar Penebar Bibit - Bab 05
Xiang Liwei ingin menjawab, namun dia merasakan sesuatu yang ganjil. Dia menelan ludah dan berkata, “Ayo, kita pergi dari sini.”
Jin Xiaoling mengerutkan kening. “Tapi, Kak Liwei…”
Xiang Liwei menarik tangan Jin Xiaoling dan berjalan dengan langkah cepat. Dia tidak menjelaskan alasannya, tapi Jin Xiaoling bisa merasakan ketegangan dalam dirinya.
Di balik tirai jendela rumah besar itu, sepasang mata cokelat madu masih menatap mereka dengan intens. Tatapan itu penuh dengan rasa ingin tahu, tapi ada juga sesuatu yang lebih dalam di dalamnya, sesuatu yang tak terdefinisi.
Tatapan itu terpancar dari seorang wanita tercantik di desa Qingyun yang berusia 38 tahun, Tang Lihua. Istri orang terkaya di desa itu langsung terpesona oleh ketampanan Xiang Liwei sejak pertama kali melihatnya. Jantungnya berdebar kencang dan pipinya memerah. Dia tidak pernah bertemu pemuda setampan dan semenawan Xiang Liwei.
Tang Lihua tak bisa memungkiri ketertarikannya pada Xiang Liwei. Ada aura maskulin dan pesona misterius yang terpancar dari pemuda itu, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Gaun sutra yang dikenakannya terasa panas dan sesak, seolah melambangkan gairah yang membara dalam dirinya.
“Siapa pemuda itu? Dia sangat tampan dan menarik!” bisik Tang Lihua kepada pelayannya, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
“Itu Xiang Liwei, anak didik Master Lin. Dia terkenal di desa ini karena kebaikan hatinya dan keahliannya dalam seni bela diri,” jawab pelayan itu dengan hormat.
Tang Lihua semakin penasaran dengan Xiang Liwei. Semakin lama dia memperhatikan pemuda itu, semakin dalam rasa ingin tahunnya. Dia ingin mengenal Xiang Liwei lebih dekat, namun dia merasa malu untuk memulai percakapan terlebih dahulu.
Tang Lihua ingin merasakan sentuhan Xiang Liwei, merasakan kehangatan tubuhnya, dan mendengar bisikan suaranya yang menenangkan. Dia ingin merasakan sensasi yang tak pernah dia alami sebelumnya.
Tang Lihua pun memutar otak untuk mencari cara agar bisa berinteraksi dengan Xiang Liwei. Dia ingin menciptakan situasi yang memungkinkan mereka untuk bertemu dan saling mengenal.
Akhirnya, Tang Lihua menemukan ide yang sempurna. Dia akan mengatur sebuah “kecelakaan” agar mereka bertabrakan di jalan. Dengan begitu, Tang Lihua bisa berpura-pura terjatuh dan Xiang Liwei akan membantunya.
Tang Lihua membayangkan momen itu dengan penuh gairah, membiarkan imajinasinya melayang dalam detail yang membangkitkan semangat. Dia membayangkan bagaimana Xiang Liwei, dengan senyuman hangat di wajahnya, akan memeluknya erat saat membantunya berdiri, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang dan hanya ada mereka berdua. Dia membayangkan bagaimana aroma maskulinnya, yang kaya akan kehangatan dan kekuatan, akan menyelimuti dirinya dan membuatnya merasa aman dan nyaman. Setiap sentuhan lembutnya akan mengirimkan aliran listrik yang memicu rasa berdebar-debar di seluruh tubuhnya, membuatnya merasa hidup dan penuh semangat.
o0o
Keesokan harinya, Tang Lihua berjalan-jalan di desa dengan hati-hati, menunggu momen yang tepat untuk melancarkan rencananya. Dia mengenakan gaun sutra merah yang menawan, sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Dia ingin Xiang Liwei terpesona saat melihatnya.
Dan tak lama kemudian, dia melihat Xiang Liwei berjalan di arah yang berlawanan. Tang Lihua sengaja mempercepat langkahnya, jantungnya berdebar kencang.
Tang Lihua pura-pura tidak melihat Xiang Liwei dan terus berjalan. Tiba-tiba, dia “tersandung” dan terjatuh di depan Xiang Liwei. Gaunnya tersingkap sedikit, memperlihatkan paha mulusnya yang putih.
“Aduh!” Tang Lihua berteriak kesakitan, berusaha terlihat meyakinkan.
Xiang Liwei yang sigap langsung membantu Tang Lihua untuk berdiri. Dia terpesona oleh kecantikan Tang Lihua dan aroma harum yang terpancar dari tubuhnya. Dia merasakan sensasi aneh menjalar di perutnya.
“Maafkan saya, Nyonya,” kata Xiang Liwei dengan panik. “Apakah Anda baik-baik saja?”
Tang Lihua tersenyum manis, matanya menggoda Xiang Liwei. “Aku baik-baik saja,” jawabnya dengan suara lembut. “Terima kasih atas bantuanmu.”
Xiang Liwei terpaku sejenak, matanya terkunci dengan mata Tang Lihua. Dia merasakan tarikan magnetik yang kuat, seolah tak ingin melepaskan pandangan darinya.
Tang Lihua memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai percakapan dengan Xiang Liwei. Mereka mengobrol dengan akrab tentang banyak hal, dan Tang Lihua semakin terpesona oleh kebaikan hati, ketampanan, dan kecerdasan Xiang Liwei.
Tang Lihua senang dengan “kecelakaan” yang dia rencanakan. Dia berhasil mengenal Xiang Liwei lebih dekat dan merasa semakin tertarik pada pemuda itu. Dia ingin merasakan lebih banyak lagi dari Xiang Liwei, merasakan gairah dan sensasi yang tak pernah dia alami sebelumnya.
Tang Lihua, dengan senyum menggoda dan mata penuh gairah, mengajak Xiang Liwei untuk pergi ke sebuah vila terpencil di dekat desa. Dia berbisik di telinga Xiang Liwei, “Aku punya tempat rahasia yang ingin aku tunjukkan padamu.”
Xiang Liwei, terpesona oleh pesona Tang Lihua dan penasaran dengan “tempat rahasia”nya, langsung menerima ajakan Tang Lihua. Dia ingin mengenal Tang Lihua lebih dekat dan merasakan sensasi yang tak pernah dia alami sebelumnya.
Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalan setapak yang tersembunyi di balik pepohonan rindang. Suasana sunyi dan damai menyelimuti mereka, hanya terdengar suara kicauan burung dan gemerisik dedaunan.
Tang Lihua semakin dekat dengan Xiang Liwei, aroma harum parfumnya menyelimuti Xiang Liwei. Dia merasakan sensasi aneh menjalar di perutnya, dan dia ingin merasakan lebih banyak lagi dari Tang Lihua.
Setelah beberapa saat berjalan, mereka akhirnya tiba di vila yang dimaksud Tang Lihua. Vila itu terbuat dari kayu dan batu, dikelilingi oleh taman yang indah dengan berbagai macam bunga dan tanaman.
Tang Lihua membuka pintu vila dengan kunci yang dia bawa, dan mereka masuk ke dalam. Vila itu terasa hangat dan nyaman, dengan interior yang elegan dan penuh gaya.
Xiang Liwei terpesona dengan keindahan vila itu, dan dia semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan Tang Lihua di sini.
Tang Lihua mengajak Xiang Liwei untuk duduk di sofa yang empuk di ruang tamu. Dia menuangkan segelas anggur merah untuk Xiang Liwei dan dirinya.
“Silakan dinikmati,” kata Tang Lihua dengan senyum manis.
Xiang Liwei menyesap anggurnya, rasa manis dan asamnya terasa menyegarkan. Dia melihat Tang Lihua dengan tatapan penuh tanya.
“Apa yang ingin kau tunjukkan padaku?” tanya Xiang Liwei dengan suara lembut.
Tang Lihua mencondongkan tubuhnya ke arah Xiang Liwei, matanya berbinar-binar. Dia berbisik, “Aku ingin menunjukkan sesuatu yang spesial padamu.”
Tang Lihua menarik tangan Xiang Liwei dan membawanya ke kamar tidur yang indah di lantai atas. Kamar itu dihiasi dengan warna-warna pastel dan aroma lavender yang menenangkan.
Tang Lihua menutup pintu kamar dan menguncinya. Dia menatap Xiang Liwei dengan tatapan penuh g4irah, dan Xiang Liwei merasakan jantungnya berdebar kencang.
“Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu,” bisik Tang Lihua. “Aku ingin merasakan kehangatan tubuhmu dan mendengar bisikan suaramu.”
Tang Lihua perlahan mendekati Xiang Liwei, bibirnya hampir menyentuh bibir Xiang Liwei. Xiang Liwei merasakan aliran listrik menjalar di seluruh tubuhnya, dan dia tak bisa menahan diri lagi.