Para Akhwat Yang Ternoda - Bab 06
Tangan Luthfi kemudian turun ke celah paha, mengusap vaginaku dari belakang. Jarinya mengusap di belahan vagina yang sudah basah. Jemari Luthfi bermain dengan klitorisku sambil mulut terus menyapu vaginaku. Mengerang pelan merasakan sentuhan seperti itu.
Mengangkangkan kakiku sedikit dan bisa merasakan lidahan dan hisapan Luthfi semakin turun. Setiap inci vagina disentuh sebelum turun ke pahaku. Pahaku dikecup dan dihisap dengan penuh nafsu, sebelum tubuh diputar, bersandar ke meja dosen sebelum mulut Luthfi kembali mengecup dan menjilat pahaku. Tangan memegang tepi meja sementara tangan yang lain mengusap rambut Luthfi.
Tubuhku meliuk merasakan nikmatnya tubuh disentuh seperti itu. Kemudian Luthfi perlahan bergerak ke atas, kain jubah disingkap lebih tinggi sebelum kakiku diangkangkan lebih lebar. Luthfi tersenyum nakal melihat vagina tembem yang berbulu pendek dan tipis.
Dan tubuhku terangkat sedikit ketika Luthfi mulai menjilat dan menghisap belahan vagina yang basah. Suara decakan terdengar dari mulut Luthfi. Mulut juga ternganga merasakan nikmat dari mulut Luthfi yang semakin nafsu menyentuh vagina yang haus. Menangkap rambut Luthfi dengan erat.
“Ahhh Luthfi… Ahh Ahh Ummphh!” Mengerang pelan karena merasakan merasakan klitoris dan belahan vaginaku disapu Luthfi dengan penuh nafsu, membuat nafsuku sendiri membesar. Aku mengigit bibirku dan melihat ke bawah. Merasa sangat haus. Sangat sangat haus.
“Luthfi… Ahh.. Aku mau kontol kamu…” Kata manja. Luthfi mengangkat kepala sebelum menjilat bibir vaginaku. Kemudian berdiri dan sekarang giliran aku berlutut di hadapannya.
Perlahan membuka tali pinggang Luthfi, kemudian resleting celananya. Menarik celana Luthfi ke bawah dan melihat tonjolan keras di dalam celana dalam yang dipakai Luthfi. Mendekat dan mengecup tonjolan keras itu. Sengaja menjilat dan menghisap dari luar celana dalam untuk menggoda Luthfi.
Bibirku menempel pada bentuk kontol Luthfi di dalam celana dalam itu. Menggerakkan bibirku ke atas dan ke bawah, menghisap, membuat diri semakin terangsang. Tidak tahan, menarik celana dalam Luthfi ke bawah, mengekspos kontolnya keras yang padat.
“Luthfi… Aku nggak pernah tahu kamu punya kontol seperti ini…” Jariku perlahan memegang kontol berurat Luthfi. Melihat ke atas, wajah Luthfi bangga dipuji seperti itu. Aku mulai mngocok kontol Luthfi ke depan dan ke belakang perlahan sebelum menjulurkan lidahku dan mulai menjilat kontol keras Luthfi.
Urat-urat di kontol Luthfi terasa di atas lidah. Membuatku semakin terangsang. Aku terus menjilati kontol Luthfi dengan lebih rakus.
“Ohh fuck Alisha… Aku nggak pernah tahu kamu… Ahhh… Nakal seperti ini…” Luthfi mengerang sambil tangannya perlahan diletakkan di kepala. Melihat ke atas sambil terus menjilati kontol Luthfi. Kepala Luthfi semakin erat memegang kepalaku.
Dan dengan itu, memainkan bibir dan lidah ke kepala kontol Luthfi, sebelum memasukkan kontol itu ke dalam mulutku. Menghisap kontol Luthfi dan mulai menggerakkan kepalaku ke depan dan ke belakang semakin cepat. Pegangan tangan Luthfi di kepalaku semakin erat.
“Ahh Alishaa… Ahhhh…” Luthfi mengerang keenakan. Aku mempercepat hisapan dan gerakan kepalaku dan merasakan kepala kontol Luthfi menabrak-nabrak tenggorokan. Air liurku mulai meleleh di bibir, membuat suara decakan di kontol Luthfi semakin kuat.
Lalu aku mengeluarkan kontol Luthfi yang sekarang basah dengan air liur. Menjilati dari pangkal kontolnya hingga ke kepala lalu aku berdiri. Mengigit bibir manja sebelum memutar tubuh. Mengangkangkan pantatku lagi dan menarik jubah yang sedikit ketat ke atas, menampilkan pantatku yang besar dan montok kepada Luthfi. Dan bisa mendengar desahan nafsu Luthfi melihat pantatku.
“Ahhh!” Mengerang kuat ketika pantat montok ditampar Luthfi sekali lagi. Luthfi meremasnya dengan nafsu sebelum menggesekkan kontolnya di celah pantatku. Pinggangku dipegang erat olehnya, aku merasakan kontol Luthfi bergesekan dari pantat turun ke belahan vaginaku yang sudah basah. Nafasnya sudah tidak beraturan lagi.
“Ahhh Luthfi… Nakkk…” Mengerang manja. Melihat ke belakang dan melihat Luthfi tersenyum. Mungkin senang melihat aku tidak sabar menginginkan kontolnya. Tiba-tiba Luthfi mendorong kontolnya ke dalam lubang vaginaku dengan sekali tusukan. Membuat pantatku terangkat tinggi. Aku terpaksa menutup mulutku sendiri untuk menahan diri dari berteriak terlalu keras. Meskipun hari ini hari Sabtu, mungkin masih ada pelajar lain yang menggunakan kelas kosong di sini.
“Umphhh!!!” Luthfi tidak menunggu lama untuk memulai aksi. Mendorong kontol kerasnya masuk lebih dalam sebelum menarik kembali. Kemudian mendorongnya kembali ke dalam vagina. Mengisi vaginaku lagi dan lagi. Membuat tubuh terangkat sedikit setiap kali Luthfi mendorong kontolnya masuk.
Memegang kain jubah semakin erat. Nafas semakin cepat seiring dengan irama tusukan kontol teman sekelasku itu ke dalam tubuh. Tubuhku terangkat di meja dosen itu. Membuat meja itu bergeser sedikit demi sedikit dengan setiap tusukan.
“Ummph ahhh Luthfi.. Ahhh Ahh Ummphhh” Mengerang keenakan. Vaginaku menghisap kontol Luthfi sambil merasakan dadaku bergoyang di dalam jubah. Seolah tahu apa yang dipikirkan, dadaku diremas dari belakang sambil Luthfi mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Leherku dicium rakus meskipun tertutup syal. Dadaku diremas dan dipegang erat sambil Luthfi terus mendorong dan menarik kontolnya keluar masuk vaginaku yang haus.
“Ahhh Ahhh Luthfi!” Mata sedikit terbelalak ketika salah satu tangan Luthfi mencapai vaginaku dari belakang. Jari Luthfi meraba klitorisku yang keras itu dengan cepat sambil kontolnya terus mengisi vaginaku yang haus. Nafas Luthfi terasa cepat di telingaku. Putingku tenggelam ke dalam telapak tangan Luthfi meskipun tertutup jubah. Membuat nafsuku semakin membara.
Tiba-tiba, Luthfi menarik kontol. Membuat vaginaku kecewa. Sebelum sempat berkata apa-apa, tubuhku diputar dan kemudian diangkat, dibaringkan ke atas meja dosen itu. Pahaku diremas dan dipegang erat sebelum Luthfi mendorong kontolnya kembali ke dalam vaginaku. Tubuhku terangkat menerima tusukannya itu.
Kakiku diangkat tinggi sebelum Luthfi mulai menikmati tubuhku dengan rakus. Kontol Luthfi semakin cepat dan kuat menabrak-nabrak rahimku. Luthfi mendorong kontolnya dengan keras masuk lebih dalam ke tubuhku, membuat aku memegang tepi meja dengan erat. Menahan nikmat dan ganasnya tusukan kontol Luthfi ke dalam tubuhku.
Vaginaku menghisap kontol Luthfi semakin kuat dan mataku bertemu dengan mata Luthfi penuh dengan nafsu. Dan erangan kami semakin cepat dan kuat seiring dengan irama tusukan kontolnya Luthfi.
“Ahh Fuck Alisha!!” Erang Luthfi kuat sebelum tubuhnya didekatkan ke tubuhku lalu bibirku dicium dengan rakus. Bibir dan lidah kami bertaut dan saling bergumul dengan liar. Aku memeluknya dengan erat sambil bisa merasakan kontol Luthfi berdenyut kuat. Aku tahu Luthfi semakin dekat dengan puncaknya. Begitu juga diriku.
“Ahh Ahh Ahhh Fuck Luthfi!!” Mengerang semakin kuat dan dengan itu vaginaku menghisap kontol Luthfi dengan kuat. Sebelum tubuhku terangkat tinggi dan mencapai klimaks, memancarkan air kepuasannya ke kontol keras Luthfi.
Luthfi tidak berhenti, malah mempercepat gerakan kontolnya. Kontol Luthfi semakin keras. Desahannya semakin cepat. “Shaaaaa….!!” Dengan itu kontol Luthfi berdenyut sekali lagi dan dengan tusukan kuat, kontol menabrak bibir rahimku lalu memancarkan air maninya ke dalam rahimku. Vaginaku menghisap dan memeras setiap tetes air mani dari kontol keras Luthfi yang membanjiri vaginaku yang sempit.
Tatkala mata kami bertemu, kami saling meresapi kepuasan dari tubuh masing-masing. Tatapan mata kami menyatu sebelum kembali berciuman dengan penuh hasrat. Kami merasakan kelegaan, kini memiliki pelampiasan hasrat yang begitu dekat.