Hasrat Liar BDSM Ustadzah Halimah - Bab 03
Athaar menampar wajah mulus Halimah.
Athaar: Itu hukuman pertama… Kedua… Kira-kira apa kesalahanmu, ya? Katakan…
Halimah: S…saya tidak tahu, Tuan…. Ahhhhhhh
Payudara Halimah yang besar telah ditampar oleh Athaar.
Athaar: Tidak tahu? Itu bukan jawaban yang saya inginkan… Apa kesalahannya hari ini… 1…2…
Halimah: Maaf… T…Tuan… Saya… Tidak….. Ahhhhh… Empphhh… Ampun, Tuan… Saya klimaks tanpa meminta izin Tuan tadi…. Ahhhhhhh
Sekali lagi payudara Halimah ditampar bertubi-tubi sambil putingnya dipilin dan ditarik.
Athaar: Tahu saja… Maka karena itu….
Athaar mengambil penjepit lalu menjepit biji kelentit Halimah sebagai hukuman… Halimah meraung kesakitan bersamaan dengan kenikmatan. Ya, inilah sisi Halimah yang hanya diketahui oleh suaminya dan Ustadzah Fitri. Halimah memiliki fetish untuk menjadi seorang yang submussive sedangkan Athaar menyukai untuk menjadi dominan. Pada awal pernikahan, Athaar tidak berani mengungkapkan karakternya yang dominan, namun setelah mengetahui fetish Halimah yang submussive, maka kedua pasangan tersebut sepakat untuk memenuhi fetish mereka setiap malam Jumat.
Athaar: Kenapa menjerit? Sakit?
Halimah menganggukkan kepalanya.
Athaar: Bukan itu jawaban yang saya inginkan…
Athaar menampar pantat Halimah sampai memerah. Kini, payudara Halimah yang putih mulus menjadi memerah begitu juga pantatnya akibat tamparan bertalu yang kuat dari Athaar.
Halimah: Sakit… Tuan… Ahhhh
Athaar: Benarkah sakit? Jika sakit, mengapa ada cairan yang menetes? Hihihihi… Tolong jawab, Ustadzah Halimah… Jika sakit, mengapa puting payudara Ustadzah tegang? Jawab jujur, jika tidak?
Halimah: Emmphhh… S…sakit bersamaan dengan… n….nikmat, Tuan…. Ahhhhhh
Athaar menarik puting istrinya lalu menjepitnya. Meskipun kesakitan yang dialami Halimah bertambah, kenikmatan yang dirasakan juga bertambah.
Athaar: Ini kenapa ada cairan yang menetes-netes Ini cairan apa? Jawab….
Halimah: Karena…
Athaar: Malam ini, sebutkan dirimu sebagai Ustadzah Halimah
Halimah: Karena Ustadzah Halimah… Emphhh… Ingin… Emphhh…
Athaar: Berbicara dengan jelas, apa maumu….
Halimah: Emphh… Ingin batang….
Athaar: Batang apa? Batang sapu?
Athaar mengambil batang penyapu dan menggesekkannya di permukaan kemaluan istrinya…
Halimah: Bukan itu, Tuan… Ahhhh… Halimah ingin batang Tuan…. Ahhhhh
Athaar: Untuk apa batang saya?
Athaar sengaja mempermainkan istrinya…
Halimah: Ustadzah Halimah menginginkan batang Tuan di dalam kemaluan Ustadzah Halimah…. Tolong, Tuan… Emppphhh… Ustadzah tidak tahan…. Empphhh ahhhhh… Tolong masukkan batang Tuan ke dalam kemaluan Ustadzah Halimah yang sudah basah ini… Tolong… Ahh
Halimah menerapkan apa yang diajarkan oleh suaminya….
Athaar: Rupanya Ustadzah menginginkan batang saya… Hehehe… What a sweety muslimah slut… Kencing di hadapan saya dulu…
Halimah mengikuti perintah suaminya, terutama karena dirinya semakin tidak tahan dengan perlakuan suaminya kepadanya yang semakin tidak dapat mengendalikan hasratnya.
Halimah yang merasa malu meskipun hampir setiap hari kencing di hadapan suaminya sebelum mandi karena suaminya suka melihatnya, tetapi kencing sambil berdiri dan dalam keadaan bertudung panjang serta telanjang membuat Halimah merasa malu dan merasakan sensasi yang berbeda. Halimah pun melepaskan air kencingnya yang jernih mengingat bahwa Halimah suka minum air putih.
Athaar: Baik… Pemandangan yang indah…. Apakah kamu menginginkan batang saya?
Halimah: Ingin, Tuan…. Tolong, Tuan
Athaar: Tidak semudah itu… Rasakan batang ini dulu….
Athaar menyalakan vibrator yang berbentuk batang dengan ukuran 8 inci yang sama dengan ukuran batang Athaar, kemudian dimasukkan ke dalam kemaluan istrinya.
Athaar mempermainkan hasrat istrinya dengan mengubah kecepatan getaran vibrator sesuai dengan keinginannya. Seperti biasa, ketika Halimah hampir mencapai puncak, Athaar menghentikan vibrator. Hal ini dilakukan berulang kali. Hingga Athaar melihat Halimah kelelahan, barulah Athaar mengubah ke kecepatan maksimum dan membiarkan Halimah melepaskan semua bebannya.
Ditambah lagi dengan ide nakal Athaar mencoba hal baru dengan memasukkan sebuah dildo ke dalam lubang pantat Halimah. Halimah meraung kesakitan namun kenikmatan getaran pada lubang kemaluannya mengaburkan rasa sakitnya. Halimah mencapai klimaks yang luar biasa hingga lututnya lemas tidak berdaya untuk berdiri lagi. Air squirt membanjiri lantai kamar khusus untuk ibadah malam Jumat mereka.
Athaar yang melihat Halimah terduduk, melepaskan ikatan tali pada tangan Halimah. Halimah menggigil kenikmatan. Tanpa ampun, Athaar langsung memposisikan Halimah dalam posisi doggy di hadapan cermin. Tanpa peringatan, Athaar memasukkan batangnya dengan ganas ke dalam kemaluan istrinya. Istrinya meraung kesakitan bercampur kenikmatan ditambah lagi dengan rasa ngilu dan nikmat akibat dari klimaks sebelumnya. Dalam waktu 15 menit, karena kemaluan Halimah terlalu sensitif, ia mencapai klimaks sebanyak 3 kali.
Athaar telah memasukkan batangnya dengan lebih ganas ketika Athaar sudah mencapai puncaknya. Athaar memiliki ide nakal dengan memasukkan vibrator ke dalam lubang pantat istrinya. Halimah menjerit kesakitan tetapi kenikmatan akibat getaran pada lubang kemaluannya mengaburkan rasa sakitnya. Athaar melepaskan pancutan yang banyak ke dalam kemaluan Halimah. Halimah terbaring kelelahan sedangkan Athaar berada di atas tubuh Halimah sejenak lalu beralih posisi khawatir membebani tubuh istrinya. Keduanya tertidur lelap pada malam itu.
Athaar terbangun lebih awal di pagi hari… Jam menunjukkan pukul 5:30 pagi…
Athaar membangunkan Halimah, tetapi Athaar merasakan tubuh Halimah panas.
Athaar: Sayang… Bangun, sayang… Badanmu panas, sayang…
Halimah: Emphh…
Athaar: Ayo kita mandi, ya sayang… Kemudian minum obat… Badanmu panas, sayang… Maafkan abang, sayang… Abang bersalah
Halimah: Abang… Jangan seperti itu… Ketika kita pertama kali melakukan BDSM dulu, kan Halimah juga demam… Mungkin karena pertama kali lubang pantatku dicolok dengan vibrator lalu Abang juga memasukkan batangmu dengan ganas kemarin… Tetapi Halimah suka… Hehehe
Athaar: Maafkan abang, sayang… Abang terlalu bersemangat kemarin… Maafkan abang, sayang… Abang tidak meminta izin untuk mencolok lubang pantatmu dengan dildo…
Halimah: Abang adalah tuanku, Halimah… Halimah baik-baik saja… Sebentar lagi akan baik setelah minum obat…
Halimah tersenyum kepada suaminya untuk menenangkannya… Meskipun aksi semalam sangat ganas bagi Halimah, tetapi Halimah merasakan kepuasan yang maksimum.
Setelah beberapa waktu sejak kejadian tersebut… Halimah dinyatakan hamil.