Birahi Ustadzah Syahmina - Bab 08
Mina dengan wajah penuh menggoda menggerakkan tangannya ke arah resleting celana calon suaminya dan melepaskannya. Kemudian, Mina mengeluarkan kemaluan Sa’ad yang sudah siap menegang keras. Mina mengambil bra yang disimpan di dalam tas tangannya dan mengikat mata Sa’ad dengan bra merahnya.
Mina mengusap kemaluan Sa’ad menggunakan ujung jilbabnya. Sa’ad sangat terangsang dengan aksi kejutan yang dipersembahkan oleh Mina. Mina dapat melihat kemaluan Sa’ad semakin lama semakin mengembang menyebabkan kemaluannya juga turut mengemut seperti meminta dimasukkan sesuatu. Mina nekat dengan hadiah yang ingin diberikan pada Sa’ad. Meskipun Mina merasa takut untuk melakukannya, ia rela demi calon suami tercinta.
Mina mulai duduk di atas paha Sa’ad. Mina mengubah sedikit posisi duduk Sa’ad menjauh dari setir agar Mina nyaman untuk melanjutkan agendanya. Sa’ad tidak dapat mengetahui apa yang sedang direncanakan oleh Mina lebih-lebih lagi matanya ditutup oleh bra kepunyaaan Mina.
Mina menyelipkan kainnya kemudian mengarahkan kemaluannya ke arah kemaluan Sa’ad. Kemudian Mina menggesekkan kemaluannya ke atas kemaluan Sa’ad.
Mina tidak sangka rasanya begitu menyenangkan saat menggesekkan kemaluannya pada kemaluan Sa’ad. Kenikmatannya sulit digambarkan. Sa’ad juga merasakan kemaluannya basah. Kemaluan Sa’ad basah akibat rembesan cairan terangsang yang dihasilkan oleh Mina.
Mina yang merasakan kenikmatan menggesekkan kemaluannya pada kemaluan Sa’ad tidak lupa meremas dadanya dari luar jilbab panjangnya. Mina juga merasakan puting dan dadanya semakin menegang.
Sa’ad: Empphhh… Mina menggesekkan kemaluanku dengan apa ini? Kemaluanmu yang lucu itu? Empphh
Entah mengapa kata-kata Sa’ad itu membuat Mina semakin tidak keruan dan mencapai klimaks. Sa’ad merasakan paha dan kemaluannya basah.
Sa’ad: S… sayang ok?
Mina tetap diam lalu meletakkan jarinya di bibir Sa’ad.
Mina: Abang nikmatilah hadiah dari Mina…. abang jika ingin mencapai klimaks, beritahu ya
Sa’ad yang aneh dengan permintaan Mina mulai merasakan sesuatu di bagian kemaluannya.
Mina menarik napas sedalam-dalamnya. Dengan perasaan takut, gugup, terangsang, dan berbagai rasa yang sulit diungkapkan, Mina memasukkan kemaluan Sa’ad perlahan-lahan dalam kemaluannya.
Sa’ad yang dapat menebak apa yang terjadi mencoba untuk menghalang tetapi dihalang oleh Sa’ad.
Mina: Abang nikmatilah hadiah dari Mina… Mina tidak dapat memberikan keperawananku pada abang… jadi biarkan abang merasakan kemaluanku masuk ke dalam kemaluan Mina sebagai tanda Mina sayang dan cinta pada abang… izinkan Mina, abang…
Sa’ad terharu dengan luapan Mina…
Sa’ad: Hati-hati, sayang… jangan masukkan langsung… nanti sakit… masukkan pelan-pelan…
Mina yang sedang berada di atas Sa’ad, mencoba memasukkan penis tunangannya ke dalam vaginanya. Awalnya sulit dimasukan, namun Mina tetap berusaha. Akhirnya, Mina berhasil memasukkan sebagian penis Sa’ad ke dalam vaginanya. Mina ingin melanjutkan, namun seakan ada halangan.
Sa’ad: Sayang, aku rasa kamu masih perawan, sayang…
Mina menarik napas dan dengan mengucapkan Bismillah, Mina mendorong tubuhnya ke bawah, memasukkan seluruh penis Sa’ad ke dalam vaginanya.
Mina: Arghhh… Emphhh…. Ss… Sakit…
Sa’ad yang mendengar rintihan Mina, melepas bra yang menutupi matanya dan memeluk Mina untuk menenangkannya.
Sa’ad: Sayang, kamu baik-baik saja, sayang… maafkan aku, sayang…
Mina: Mina baik-baik saja, abang… penis abang… Emphhh… b..besar sekali… panjang… susah dimasukan… Emphhh
Sa’ad mencium bibir Mina untuk mengurangi rasa sakitnya. Payudara Mina yang besar juga dirangsang dari luar pakaian untuk menambah rangsangan.
Perbuatan Sa’ad membuat rasa sakit Mina perlahan menghilang, berganti dengan rasa terangsang. Mina yang sudah bisa menerima penis Sa’ad, mulai bergerak naik turun di atas penis Sa’ad dengan gerakan pelan. Mina bergerak naik turun sambil mencium bibir Sa’ad. Gerakan Mina semakin lama semakin cepat. Sa’ad juga merasa nikmat dengan gerakan Mina. Vagina Mina yang ketat membuat Sa’ad tidak keruan. Begitu juga Mina yang sedang asyik bergerak naik turun.
Mina: Emphhh… Emphhh… Ahhhh… Emphhh… Ahhhhh
Sa’ad: Emphhh… nikmat sekali, sayang… nikmatnya gerakanmu, sayang ahhhhh… Mina Ustadzah yang hebat dan istri solehah… Emphhh
Mina menjadi tidak keruan mendengar kata-kata Sa’ad, dan orgasmenya hampir tiba.
Mina bergerak semakin cepat dan mencapai orgasme, mengeluarkan cairan kewanitaannya ke atas penis Sa’ad.
Sa’ad yang juga semakin terangsang tidak memberi kesempatan Mina beristirahat. Sa’ad menarik Mina ke bawah dan mulai mendorong pinggulnya maju mundur, memasukkan penisnya ke dalam vagina Mina dari belakang. Mina yang kelelahan hanya bisa menerima gerakan Sa’ad. Walaupun lelah, tubuhnya saja yang lelah, tetapi kemaluannya masih merasa nikmat dipenetrasi oleh Sa’ad.
Sa’ad: Sayang… abang mau orgasme…
Mina: Terimalah hadiah terakhir dari Mina untuk abang malam ini…
Mina langsung mengulum penis Sa’ad. Sa’ad yang sudah di ujung orgasme ingin menarik penisnya dari mulut seksi Mina, namun Mina semakin rapat mengulum penis Sa’ad. Sa’ad tidak dapat menahan lagi dan memancarkan air maninya ke dalam mulut Mina. Mina menelan seluruh air mani Sa’ad dengan rela. Karena terlalu banyak, ada sedikit air mani Sa’ad yang meleleh di sudut bibir Mina.
Sa’ad menarik Mina ke dalam pelukannya. Mina menyandarkan kepalanya di dada bidang Sa’ad.
Mina: Abang… maafkan Mina atas kekurangannya… harap abang suka dengan hadiah yang Mina beri…
Sa’ad: Terima kasih, sayang…. tapi abang jadi merengut…
Mina: Dara Mina? Itu memang untuk abang… Mina juga tidak menyangka kalau Mina masih punya sisa dara. Waktu Mina kecelakaan dulu, dokter bilang Mina sudah tidak perawan lagi…
Sa’ad: Maafkan abang, sayang…
Mina: Kenapa abang minta maaf… Mina merasa senang sekali karena bisa mencoba memberikan yang terbaik untuk abang… walaupun tidak sempurna… maafkan Mina atas kekurangannya tadi…
Sa’ad: Sempurna, sayang… terima kasih, sayang…
Mina: Nanti malam pertama kita yang kedua, Mina akan menjalankan tanggung jawab sebagai istri bahkan lebih baik dari malam ini ya, bang… karena Mina ingin menjadi yang terbaik untuk abang… Mina ingin menjadi istri solehah…
Sa’ad: Malam pertama yang kedua… jadi secara resmi kita sudah suami istri, kan? Hihihi… bisa dapat lagi besok, kan? Hihihi
Mina: Abang… belum puas ya… malam pertama yang kedua nanti ya, bang… ini juga masih sakit lho, tahu… abang penetrasinya keras tadi…
Sa’ad: Hehehe… maaf, sayang…
Mina: Abang ada permintaan khusus untuk yang kedua nanti?
Sa’ad: Kalau malam pertama yang kedua nanti, abang mau panggil sayang Ustadzah, boleh?
Mina: Maksud abang, Mina harus membayangkan diri Mina sebagai Ustadzah saat bersetubuh?
Sa’ad: Sayang, bayangkan saja sayang seperti di sekolah… kan sayang memang sudah Ustadzah… jadi untuk scene yang kedua nanti, abang ingin menjadi Dr. Sa’ad dan sayang menjadi Ustadzah Mina… boleh, kan sayang?
Mina: Demi yang terbaik untuk abang… Mina oke saja… asal abang puas dengan Mina… hehehehe