Birahi Ustadzah Syahmina - Bab 07
Sa’ad memang suka mendengar Mina menyebutkan kata-kata vulgar ringan. Menurut Sa’ad, Mina yang bersifat lembut dan sopan saat menyebutkan kata-kata vulgar menciptakan aura yang berbeda pada Mina, yang membuat Sa’ad sangat terangsang melihat hal itu…
Mina: Empph… masturbasi… ahhh
Sa’ad: Selain itu?
Sa’ad berbincang vulgar dengan Mina sambil tangannya juga mengusap kemaluannya.
Mina: Melancap… ahhhhh
Sa’ad: Apakah menyenangkan melancap bersama-sama?
Mina: Malu empph… menyebutkan… tetapi demi abang… empphhh… melancap bersama abang… menyenangkan… ahhhhh
Mina agak malu menyebutkan kata-kata vulgar seperti itu… tetapi saat mengucapkannya di depan tunangannya, perasaannya bercampur… malu ada, terangsang ada… menyenangkan juga ada karena menurut Mina, melakukan hal yang disukai Sa’ad mampu membuatnya menjadi pasangan terbaik… Mina sangat mencintai Sa’ad.
Melihat Sa’ad melancap bersamanya membuat Mina tidak mampu mengendalikan nafsunya. Tanpa berpikir panjang, Mina menyelipkan kainnya dan melanjutkan mengusap kemaluannya. Sa’ad juga agak terkejut dengan aksi Mina tetapi dibiarkan, rezeki baginya dapat melihat kemaluan Mina yang bersih tanpa bulu dalam keadaan basah dengan cairan terangsang Mina.
Sa’ad: Cantiknya kemaluanmu, sayang… ingin sekali menjilati kemaluanmu….
Entah mengapa saat mendengar kata-kata dan pujian Sa’ad, Mina langsung menggosok cepat klitorisnya dan mencapai klimaks. Mina yang duduk di atas sajadah kini basah akibat cairan squirt yang dilepaskannya.
Mina: Emphh… abang… Mina ingin…. ahhhhhhhhhhhh
Mina kini dalam keadaan lemas. Lelah akibat klimaks yang dialaminya. Sa’ad memeluk Mina saat melihat Mina dalam keadaan gemetar saat mencapai klimaks. Sa’ad mengusap kepala Mina yang masih tertutup jilbab panjang. Setelah lama Mina gemetar, akhirnya napas Mina kini teratur kembali.
Sa’ad: Mina ok?
Mina: Ok, abang… hanya lelah… dan…
Sa’ad: Dan?
Mina: Puas
Mina malu mengucapkan kata itu tetapi akhirnya mengucapkannya dan menunduk malu.
Mina: Abang… apakah Mina lulus ujian? Apakah Mina layak menjadi istri abang nanti?
Sa’ad: Sayang… tentu saja sayang lulus ujian ini… mengapa sayang bertanya seperti itu? Sayang sudah lama layak sejak kita saling mengenal… mengapa menangis?
Mina: Mina takut tidak lulus ujian dan abang…
Sa’ad: Sayang… sayang adalah yang terbaik untuk abang… lihat ini, kemaluanku belum surut… sss… karena menyenangkan melihat aksi nakal Mina tadi… hihihi
Mina: Abang jangan mengingatkan… malu, tadi….
Sa’ad: Hihihi… ayu sekali… sudah, ayo bersiap… sudah hampir pukul 11.
Mereka membereskan ruang guru. Sa’ad menunggu Mina yang sedang bersiap mengganti pakaian di dalam toilet.
Di dalam toilet…
Mina mengenakan kembali baju kurung dan jilbab panjangnya. Karena Mina pada waktu malam memang tidak mengenakan pakaian dalam, ia hanya mengenakan baju kurung tanpa bra dan celana dalam. Bra dan celana dalam disimpan rapi ke dalam tasnya. Mina membetulkan jilbabnya agar dapat menutupi sedikit puting dadanya. Meskipun hakikatnya calon suaminya pasti akan melihat karena memiliki penglihatan yang tajam saat melihat aset Mina.
Setelah puas dengan penampilannya, Mina pun keluar dari toilet.
Dalam perjalanan pulang mengantar Mina ke rumah…
Di dalam mobil…
Mina melihat Sa’ad sering membetulkan celananya. Mina tahu pasti kemaluan calon suaminya masih belum surut akibat aksinya tadi. Mina ingin melakukan sesuatu tetapi merasa takut.
Mina: Abang ok?
Sa’ad menjawab sambil tersenyum ke arah Mina.
Sa’ad: Ok, sayang… mengapa sayang?
Mina: Benarkah abang suka Mina nakal pada abang?
Sa’ad: Hehehe… tentu saja suka, sayang… hehehe
Mina: Abang tidak marah?
Sa’ad: Bukan marah… justru abang semakin suka… hehehe…
Mina menarik napas dan menghembuskannya…
Mina: Mina ingin memberikan hadiah pada abang sebelum kita menikah… abang mau?
Mina berkata sambil menunduk…
Sa’ad: Wah… ada hadiah… tadi bukankah sudah memberikan hadiah? Hihihi
Mina menjawab dengan malu…
Mina: Ini yang lain?
Sa’ad: Hadiah apa itu?
Mina: Jika abang ingin hadiah, abang harus berhenti di tepi danau yang Mina suka itu…
Sa’ad: Ok… sebentar…
Sesampainya di danau…
Sa’ad: Ok… kita sudah sampai…
Mina memandang ke arah Sa’ad dengan pandangan menggoda….
Sa’ad sedikit heran dengan kelakuan Mina…
Sa’ad: Sayang… sayang ok?
Mina nekat untuk melanjutkan rencananya yang dipikirkannya saat mengganti pakaian di toilet tadi.